PT Adimitra Prima Lestari

Sodium Metabisulphite dalam Industri Tambang dan Smelter: Aplikasi, Proses, dan Keamanan

Blog
Sodium Metabisulphite dalam Industri Tambang dan Smelter PT Adimitra Prima Lestari

Bagaimana cara Sodium Metabisulphite dalam industri tambang dan smelter berperan? Dalam sistem operasional pertambangan dan smelter, setiap tahapan proses harus berjalan presisi, stabil, dan terkontrol, terutama saat berhadapan dengan pemisahan logam bernilai tinggi dan pengelolaan zat berbahaya. Di sinilah Sodium Metabisulphite dalam industri tambang dan smelter mempunyai peran penting sebagai bahan kimia serbaguna dengan fungsi teknis secara menyeluruh, mulai dari efisiensi pemrosesan hingga pengolahan limbah beracun.

 

Apa Itu Sodium Metabisulphite?

Sodium Metabisulphite (Na₂S₂O₅) adalah senyawa anorganik berbentuk kristal putih hingga kekuningan dengan karakteristik reduktif yang kuat. Dalam bahan kimia industri, senyawa ini termasuk ke dalam golongan agen sulfur anorganik yang mampu melepaskan ion sulfit saat dilarutkan dalam air, membentuk larutan bersifat asam. Sifat inil yang membuatnya jadi sangat reaktif terhadap berbagai senyawa oksidator dan logam berat. Bahan kimia ini berperan dalam mengubah struktur oksidatif suatu zat menjadi bentuk yang lebih stabil atau inert, terutama dalam lingkungan proses yang ekstrem seperti dalam pertambangan dan pemurnian logam.

Secara struktur molekuler, sodium metabisulphite terdiri atas dua unit sulfit yang digabung oleh ikatan jembatan oksigen. Ketika mengalami dekomposisi dalam lingkungan berair, senyawa ini akan menghasilkan gas sulfur dioksida (SO₂), yang kemudian bekerja aktif sebagai reduktor. Karakter reaktivitas tersebut membuat bahan kimia ini menjadi ideal dalam berbagai reaksi redoks yang membutuhkan stabilisasi senyawa oksidan atau logam terlarut. Stabilitas termal, solubilitas dalam air, serta kemudahan pengukuran kuantitatifnya menambah keunggulan sodium metabisulphite dalam industri tambang dan smelter.

 

Manfaat Utama bagi Pelaku Industri

  1. Efisiensi Operasional dan Pengurangan Downtime
    Penggunaan sodium metabisulphite dalam industri tambang dan smelter dengan tepat dapat mengurangi korosi pada peralatan proses, seperti pipa, tangki, dan sistem injeksi air. Dengan menurunkan kadar oksigen terlarut dan mencegah pembentukan senyawa oksidatif, siklus perawatan menjadi lebih panjang dan downtime produksi berkurang signifikan. Hal ini berdampak langsung pada peningkatan efektivitas operasional dan penghematan biaya pemeliharaan jangka panjang.
  2. Optimalisasi Kualitas Produk dan Proses
    Dalam proses smelting dan pengolahan bijih, stabilitas kimia sangat memengaruhi kualitas produk akhir. Sodium metabisulphite dalam industri tambang dan smelter berperan sebagai reducing agent yang membantu mengontrol kondisi redoks, menjaga pH tetap stabil, serta mencegah reaksi oksidasi yang merugikan pada konsentrat atau larutan ekstraksi. Hasilnya adalah peningkatan konsistensi kualitas logam yang dihasilkan dan efisiensi proses pemurnian.
  3. Dukungan Terhadap Kepatuhan Lingkungan
    Penggunaan bahan kimia yang mampu mengendalikan emisi gas sulfur seperti SO₂ sangat penting untuk memenuhi regulasi lingkungan, baik dalam hal emisi udara, air limbah, maupun limbah padat. Sodium metabisulphite mampu mereduksi kontaminan sebelum dibuang atau diolah lebih lanjut, sehingga mendukung pemenuhan standar baku mutu lingkungan dari KLHK maupun sertifikasi lingkungan seperti PROPER atau ISO 14001.

 

Aplikasi Sodium Metabisulphite dalam Industri Tambang dan Smelter

  • Agen Depresan dalam Flotasi Bijih
    Sodium metabisulphite digunakan untuk menekan reaktivitas mineral pengganggu seperti pirit dalam proses flotasi. Bahan kimia ini bekerja dengan memodifikasi permukaan mineral sehingga tidak lagi tertarik pada kolektor, memungkinkan pemisahan logam target menjadi lebih efisien dan selektif.
  • Reduktor untuk Netralisasi Sianida
    Dalam pemrosesan emas dan perak yang menggunakan sianida sebagai pelarut, sodium metabisulphite dimanfaatkan untuk mendekomposisi sisa sianida setelah ekstraksi selesai. Reaksi ini mengubah sianida menjadi senyawa yang tidak toksik, seperti tiosianat, yang lebih aman untuk lingkungan dan lebih mudah dikelola.
  • Pengendali Emisi Gas Beracun pada Smelting
    Proses peleburan logam (smelting) menghasilkan gas-gas berbahaya seperti sulfur dioksida (SO₂). Sodium metabisulphite digunakan sebagai agen penangkap yang bereaksi langsung dengan SO₂ untuk membentuk sulfit, mengurangi emisi dan meningkatkan kepatuhan terhadap regulasi udara bersih.
  • Netralisasi Limbah Cair dan Gas Oksidatif
    Dalam unit pengolahan limbah smelter, sodium metabisulphite bekerja sebagai agen pereduksi terhadap oksidan kuat seperti kromium heksavalen dan klorin bebas. Senyawa ini juga digunakan untuk mereduksi ion logam berat menjadi bentuk tak larut, memfasilitasi proses pengendapan dan pemisahan lanjutan.
  • Stabilisasi Sistem Proses
    Sodium metabisulphite membantu menjaga kestabilan sistem kimia dalam berbagai tahap proses, khususnya pada fluktuasi pH dan potensi redoks yang disebabkan oleh variasi bahan baku atau kondisi lingkungan operasional.
  • Pengontrol Kualitas Produk Akhir
    Dalam beberapa kasus, senyawa ini digunakan untuk mencegah oksidasi produk logam selama penyimpanan jangka pendek dengan menciptakan lingkungan reduktif yang terkontrol.

 

Proses Penggunaan Sodium Metabisulphite dalam Industri Tambang dan Smelter

1. Proses Ekstraksi Awal dan Kominusi

Tambang mineral dimulai dari tahap ekstraksi batuan bijih yang kemudian dihancurkan dan digiling melalui proses kominusi. Pada tahap ini, sodium metabisulphite belum diaplikasikan, namun persiapan terhadap reagen kimia sudah mulai dipersiapkan untuk tahapan pemisahan berikutnya.

2. Flotasi dan Pemisahan Mineral

Setelah kominusi, slurry (campuran air dan partikel bijih) dimasukkan ke dalam sel flotasi. Di sini sodium metabisulphite berperan sebagai agen depresan, terutama untuk menekan mineral pengganggu seperti pirit. Dengan memodifikasi muatan permukaan mineral, bahan kimia ini membantu pemisahan mineral target seperti tembaga, emas, atau seng secara lebih selektif.

3. Leaching dan Netralisasi Sianida

Dalam proses pelindian (leaching), terutama pada tambang emas dan perak, sianida digunakan untuk melarutkan logam dari bijih. Setelah proses pelarutan selesai, sodium metabisulphite digunakan untuk mereduksi residu sianida menjadi senyawa yang lebih aman seperti tiosianat, sekaligus memenuhi standar baku mutu limbah cair.

4. Smelting dan Penanganan Emisi Gas

Pada tahap peleburan atau smelting, konsentrat logam dipanaskan pada suhu tinggi untuk menghilangkan kotoran dan mendapatkan logam murni. Reaksi termal ini menghasilkan gas SO₂ dalam jumlah signifikan. Sodium metabisulphite digunakan untuk menangkap gas ini melalui proses scrubbing, sehingga mengurangi polusi udara secara signifikan.

5. Pengolahan Limbah dan Reduksi Logam Berat

Limbah cair dari proses sebelumnya biasanya mengandung logam berat terlarut dan oksidan kuat. Sodium metabisulphite diaplikasikan sebagai agen reduktor dalam sistem pengolahan limbah untuk mengendapkan logam berat seperti kromium, tembaga, dan merkuri dalam bentuk tak larut. Hasil endapan kemudian dipisahkan melalui filtrasi atau sedimentasi.

 

Keamanan dan Risiko Penggunaan

  • Risiko Kesehatan dan Paparan
    Sodium metabisulphite dapat menghasilkan gas SO₂ bila bereaksi dengan air atau asam. Paparan gas ini menyebabkan iritasi saluran pernapasan, sementara kontak langsung dengan kulit atau mata menimbulkan iritasi ringan hingga sedang. Tertelan dalam jumlah besar bisa menyebabkan gangguan pencernaan. Nilai ambang batas paparan gas SO₂ adalah 2 ppm.
  • Penanganan Aman
    Bahan ini harus ditangani menggunakan APD lengkap, termasuk respirator, sarung tangan tahan kimia, goggles, dan pakaian pelindung. Penyimpanan dilakukan di ruang kering dan berventilasi, jauh dari kelembaban dan bahan asam. Sistem injeksi tertutup direkomendasikan untuk mencegah kontak langsung.
  • Tumpahan dan Tanggap Darurat
    Jika terjadi tumpahan, area harus segera diisolasi dan dibersihkan tanpa menggunakan air berlebih. Bahan ditampung dalam wadah B3 dan dilabeli sesuai ketentuan. Bila terpapar, bilas area kontak dengan air mengalir dan segera cari bantuan medis.
  • Kepatuhan Regulasi
    PT Adimitra Prima Lestari memastikan seluruh distribusi dilengkapi MSDS, COA, dan label GHS. Penanganan dan pengangkutan sesuai regulasi nasional (PP No. 22/2021) serta standar internasional seperti REACH dan OSHA.
  • Pelatihan Karyawan
    Penanganan sodium metabisulphite dalam industri tambang dan smelter memerlukan personel yang telah dilatih secara teknis dan memahami prosedur K3 berbasis bahan kimia berbahaya. Karyawan harus menguasai cara pencampuran, dosing, pemantauan paparan, serta penanganan darurat. PT Adimitra Prima Lestari merekomendasikan pelatihan rutin minimal dua kali per tahun, termasuk simulasi penanganan kebocoran dan paparan bahan.

 

Studi Kasus Penggunaan

Sebuah fasilitas pengolahan nikel laterit yang berlokasi di Sulawesi, Indonesia, telah menggunakan Sodium Metabisulphite sebagai bagian integral dalam sistem pengolahan larutan proses dan limbahnya. Beroperasi dengan teknologi High Pressure Acid Leaching (HPAL), menghasilkan sebuah larutan kaya logam serta residu asam dengan potensi pencemaran tinggi.

Sebelum penggunaan Sodium Metabisulphite, sistem pengolahan limbah sering mengalami ketidakseimbangan parameter redoks yang mengakibatkan konsentrasi logam berat seperti Fe dan Cr tetap tinggi dalam efluen akhir. Setelah diintegrasikan ke dalam tahapan post-leaching, Sodium Metabisulphite terbukti mampu meningkatkan presipitasi logam berat dan menstabilkan pH proses dalam kisaran optimal (4.0–4.5). Efisiensi pemisahan partikel meningkat hingga 20%, dan kadar ion logam bebas dalam air limbah berhasil ditekan hingga di bawah ambang batas baku mutu lingkungan.

Reagen ini dipompa dalam bentuk larutan terkontrol menggunakan dosing system otomatis dan pengukuran konsentrasi redoks dilakukan secara real-time dengan inline sensor. Hasilnya, sistem tidak hanya lebih efisien dari sisi teknis, tetapi juga mampu mempertahankan kepatuhan terhadap regulasi KLHK yang berlaku untuk industri pertambangan di Indonesia.

 

Mengapa Memilih PT Adimitra Prima Lestari?

Berikut beberapa alasan mengapa PT Adimitra Prima Lestari menjadi mitra terpercaya dalam pengadaan bahan kimia Sodium Metabisulphite untuk kebutuhan industri:

  1. Pengalaman Lebih dari Dua Dekade: PT Adimitra Prima Lestari telah membangun reputasi sebagai distributor, supplier, dan importir bahan kimia industri selama lebih dari 25 tahun, memberikan solusi berorientasi kualitas dan efisiensi.
  2. Kualitas Produk Terjamin: Produk yang kamu sediakan telah melalui proses quality control yang ketat, menjamin spesifikasi teknis konsisten dan stabil.
  3. Sertifikasi ISO 9001:2015 dan ISO 14001:2015: Perusahaan kami telah tersertifikasi untuk Sistem Manajemen Mutu (ISO 9001:2015) dan Sistem Manajemen Lingkungan (ISO 14001:2015), menandakan komitmen kami terhadap kualitas dan keberlanjutan.
  4. Sistem Logistik Efisien dan Terintegrasi: Pengiriman dilakukan dengan sistem pelacakan modern, dokumentasi lengkap, serta pengemasan yang menjaga kestabilan produk selama transportasi. PT Adimitra Prima Lestari juga tersedia layanan sistem sewa ISO Tank untuk menghemat biaya operasional bisnis Anda.
  5. Dukungan Teknis dan Layanan Responsif: Tim teknis yang kompeten siap memberikan arahan penggunaan dan penyesuaian teknis di lapangan, didukung oleh layanan pelanggan yang cepat tanggap.

 

Kesimpulan

Sodium Metabisulphite dalam industri tambang dan smelter bukan hanya berfungsi sebagai agen kimia tambahan, melainkan sebuah komponen yang strategis dalam optimalisasi proses industri pertambangan dan smelter. Dengan kemampuan sebagai agen reduksi, pengendali emisi, dan penetral limbah, senyawa ini mendukung sistem yang efisien, stabil, dan sesuai dengan standar lingkungan modern. Penggunaannya membutuhkan pengendalian teknis yang presisi agar performa maksimal dapat tercapai tanpa menimbulkan risiko terhadap keselamatan kerja maupun ekosistem sekitar.

 

FAQ (Frequently Asked Questions)

  1. Apa perbedaan sodium metabisulphite dan sodium bisulphite?
    Sodium metabisulphite (Na₂S₂O₅) bila dilarutkan menghasilkan bisulfit (HSO₃⁻), namun bentuk padatnya lebih stabil dan mudah disimpan. Kedua memiliki fungsi serupa dalam kontrol oksidasi.
  2. Berapa kadar aman penggunaan sodium metabisulphite?
    Umumnya penggunaan berkisar antara 50–200 ppm tergantung volume dan kadar oksigen terlarut. Bila berlebihan, dapat menyebabkan penurunan pH berlebih.
  3. Bagaimana penyimpanan yang ideal?
    Simpan di ruang kering, temperatur ≤30°C, dengan ventilasi baik, terpisah dari bahan oksidan atau kelembaban tinggi.
  4. Apakah bahan ini aman terhadap lingkungan?
    Jika digunakan sesuai SOP dan dosis tepat, residual sulfite mudah dinetralkan. Limbah pH rendah dan sulfida harus diproses sesuai regulasi lingkungan.
  5. Bagaimana cara PT Adimitra menjamin kualitas produk?
    Setiap batch dilengkapi COA (Certificate of Analysis), disimpan dengan kontrol kelembaban, dan diuji sebelum distribusi ke klien.

Tag Post :

Share This :